Selasa, 31 Juli 2012

Tentang fitur HDR di Nikon D5100

Foto HDR, atau High Dynamic Range, adalah upaya menangkap perbedaan terang gelap di alam kedalam sebuah foto. Upaya ini awalnya didasari karena faktanya sensor kamera tidak sanggup menangkap rentang terang gelap yang sangat lebar, berbeda dengan apa yang dilihat oleh mata manusia. Tanpa HDR, di daerah yang kontras, kamera akan mengalami kesulitan untuk menampilkan hasil apa adanya, cirinya di daerah yang gelap akan tampak terlalu gelap (atau di daerah yang terang jadi terlalu terang). Teknik HDR sendiri pernah saya ulas di artikel ini, tapi yang kali ini ingin saya share adalah tentang fitur HDR di kamera Nikon D5100.
Teknik HDR perlu lebih dari satu foto untuk digabung, yaitu foto yang berbeda eksposur. Idealnya minimal ada tiga foto yaitu foto yang eksposurnya normal, under (gelap) dan over (terang) lalu digabung di komputer sehingga hasilnya punya dynamic range yang lebih lebar. Tapi Nikon D5100 punya fitur menarik yaitu bisa memotret HDR tanpa komputer. Hanya saja Nikon D5100 cuma mengambil dua foto yang perbedaan terang gelapnya bisa diatur hingga maksimum 3 Ev. Selain itu ada juga opsi  Smoothing (pilihannya High, Normal dan Low) yang katanya Nikon sih nilai yang lebih tinggi akan menghasilkan gambar yang lebih halus.
Sayangnya fitur yang berguna ini letaknya tersembunyi di dalam menu (tepatnya di dalam shooting menu, dan harus scroll dulu ke bawah) dan harus diaktifkan dulu sebelum memotret HDR. Kalaupun sudah diaktifkan, selesai kamera memproses hasil foto HDR, maka mode HDR ini akan otomatis off. Maka itu saya merubah tombol Fn (di samping kiri, dekat tulisan D5100) yang tadinya untuk self timer jadi HDR (bisa dirubah di menu juga). Dengan demikian, kapan saja saya merasa perlu memotret dengan teknik HDR saya tinggal menekan tombol Fn, dan bila tidak jadi (batal) cukup tekan Fn sekali lagi, praktis kan? Hanya saja kalau saya mau menampilkan menu HDR seperti di contoh di bawah ini, saya tetap harus menekan tombol menu lalu mencarinya di shooting menu (bukan dengan tombol Fn).
Pada saat mode HDR aktif, saat tombol rana ditekan kamera akan mengambil sekaligus dua foto lalu memprosesnya sekitar 1-2 detik, lalu hasil akhirnya disimpan sebagai sebuah foto. Saat kamera mengambil dua foto, kita wajib diam (baiknya pakai tripod) dan yang difoto juga jangan bergerak. Hal ini karena kalau ada yang bergerak maka hasil fotonya akan tidak align (tidak berimpit dengan tepat). Maka itu HDR baiknya dipakai untuk kebutuhan seperti landscape dan bukan human interest atau potret.
Kabar baiknya, mode HDR ini bisa digabung dengan fitur Active D-Lighting untuk hasil yang lebih maksimal. Kombinasi paling dahsyat adalah memakai HDR dengan 3 Ev differential dan ADL dipilih ke mode H+ (very high). Hanya saja jangan menaruh harapan terlalu tinggi pada kemampuan HDR di kamera D5100, karena kombinasi tadi pun belum bisa menandingi hasil olahan / gabungan beberapa foto yang beda eksposur di komputer.
Pada contoh berikut, foto pertama adalah foto biasa (tanpa HDR) dan foto kedua dengan mode HDR aktif. Tampak area gelap (daerah yang berada di bawah bayang-bayang atap) seperti terlalu gelap di foto pertama, namun di foto kedua (dengan HDR) tampak hasilnya lebih seperti apa yang dilihat oleh mata kita.
Foto tanpa HDR :
Foto dengan HDR on :
Tapi bila dilihat lebih detil, orang yang bergerak di foto dengan mode HDR akan tampak dobel, seperti crop di bawah ini. Itulah alasan mengapa jangan memotret benda bergerak dengan mode HDR.
Lalu untuk melihat perbedaan foto dengan ADL off, ADL on dan ADL plus HDR, saya coba mengambil tiga foto berikut ini :
Foto dengan ADL off, tanpa HDR :
Foto dengan ADL very high, tanpa HDR :
Foto dengan ADL very high dan plus dengan HDR on :
Tampak daerah pepohonan agak gelap di foto pertama, dan semakin terang di foto kedua. Pada foto ketiga, dedaunan tampak lebih terang demikian juga dengan area bayangan jadi tidak terlalu gelap. Foto ketiga membuat warna aspal jalan menjadi lebih natural dan mendekati seperti apa yang saya lihat.
So, meski tidak membawa keajaiban, fitur HDR di Nikon D5100 ini saya apresiasi dengan baik. Dia bisa menjadi penolong saat saya ingin dapatkan foto dengan hasil yang mendekati aslinya, di saat kamera lain akan cenderung terlalu gelap atau terlalu terang. Namun bila memang yang ingin ditonjolkan adalah kontras dari sebuah foto, maka jangan gunakan fitur HDR, misalnya untuk foto siluet. Sebagai catatan, karena kamera tetap memotret dua kali, maka untuk menghasilkan 100 foto HDR sebenarnya kamera sudah mencatat 200 kali shutter count, hahaha…

Note : untuk fitur in-camera HDR yang lebih canggih, bisa dinikmati di Nikon D800 :)